Tuesday, April 25, 2023

whats up on 2023

its a new me! Had been working along with Statistical indonesia Institution as an Entrior Partner, so do joining into 4 stars Hotel in Aceh as an Sales Executive. Being a person with a higher education is not an obstacle for me to start my journey in working as a sales. eventhough i am graduated master degree in communication from reputable university, its time for me to against myself emotion to face the world and also learn to solve a problem. Theres in one thing become of my concern, Once if your nieche or team is unrespect to you just let it go, the officer is not convenience as you think. theres a lot of people had they own ambition, so that just dont baper and remark anything what they says.

Sunday, November 21, 2021

so long time, its already the end of 2021

Wow Long Time No seeeee

It s been 6 th years since i wrote my life on my blog.

Time goes so fast then.

Now, i think life is really different. i see my life in different perspective. there is nothing can measure what i felt and what i get.

there  were so many thing happened, for example my status, now i become a mother. so many responsibilities  i should do. but something i believe in my life is my child is not my investment. All the things i do and i want is really to make her happy. 

i dont want to be an obstacle on her life, even when i sick later while i sleep on my bed in a hospital maybe..

that's why i try to be strong in any situation in life.  because i want to make her seeing the world, i want her to see the world as a  big chance or giving chance. 

enough for today i will continue later.

have a nice day!


Monday, August 17, 2015

Substansi Nilai Islami dalam Syariat

Opini                                                                    
Substansi Nilai Islami dalam Syariat                

Sepak terjang penerapan syariat islam di Aceh sudah sejak lama bergaung, mulai dari mangkirnya janji Presiden Soekarno, hingga masa Orde Baru yang nyaris menghilangkan syariat islam melalui perubahan peraturan undang undang pemerintahan daerah menjadi undang-undang pemerintahan di daerah yaitu UU No 5 tahun 1974, dalam UU ini penegakkan syariat islam yang menjadi salah satu keistimewaan yang diberikan untuk Aceh tidak pernah disinggung lagi. Namun kegundahan tersebut tidak berlangsung lama, pada  masa reformasi, Presiden BJ Habibie menandatangani UU Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Aceh yang meliputi bidang agama, adat, pendidikan dan peran ulama dalam kebijakan.  Kemudian penerapan syariat islam pun mulai mengalami titik terang tatkala penandatanganan Undang Undang otonomi khusus Nomor 18 tahun 2001 oleh presiden Megawati yang membenarkan pembentukan Mahkamah Syari’ah baik pada tingkat rendah ataupun tingkat tinggi, wewenangnya meliputi seluruh bidang syari’at yang berkaitan dengan peradilan dan menyatakan kedudukan peradilan tersebut sama dengan peradilan umum. Dari sinilah penerapan syariat islam dibawah kepemimpinan Gubernur Abdullah Puteh menemukan momentum, tepatnya 1 Muharranm 1423 mulai diterapkan secara kaffah di Aceh. Lalu bagaimana penerapannya sekarang? 14 tahun sudah penerapan syariat islam di aceh. Selama itu pula syariat islam menjadi hukum atau aturan bagi masyarakat aceh. Mengutip sedikit pendapat Doktor Saifuddin Dhuhri, ketika syariat menjadi hagemoni, maka penerapannya akan  bersifat koersif. Hal demikian benar adanya, ketika dibentuknya polisi syariat di bawah dinas syariat islam, maka keberadaan lembaga tersebut adalah sebagai pengontrol jalannya syariat islam di serambi mekkah ini. Hukuman cambuk pun tidak segan-segan diberlakukan bagi mereka yang melanggar, mulai dari maisir, khalwat, dan khamar yang belakangan menjadi perdebatan oleh Amnesty International (AI). Sedikit mengoreksi mengenai artian khalwat, khalwat adalah kegiatan spiritual yang dilakukan oleh Nabi Muhammad yang dilakukan di Gua Hira sampai beliau menerima wahyu. Khalwat bukanlah kegiatan biasa, ini adalah kegiatan yang sarat makna, sebuah proses untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Khalwat juga disebut uzlah atau mengasingkan diri dari keramaian untuk membersihkan hati sehingga dengan sempurna menerima petunjuk dari Allah SWT. Kegiatan ini khalwat atau bersunyi diri untuk mendekatkan diri kepada Allah tetap diteruskan Nabi terutama di 10 hari menjelang akhir Ramadhan. Padanan kata Khalwat sendiri merupakan I’tikaf. (baca: Sufimuda) Namun belakangan kata khalwat ini diartikan menjadi berdua duaan, pacaran, yang dengan negative bermakna mesum. Entah dari mana perubahan kata tersebut, hal ini bisa diakibatkan oleh segelintir orang yang justru ingin menghilangkan makna kata dari tradisi islam itu sendiri. Sehingga menjadi benar kalau istilah khalwat yang melenceng ini terus dipopulerkan, bukan suatu hal yang mustahil suatu generasi kelak akan bertanya, “Koq Nabi yang mulia mau melakukan Khalwat????” Oleh karenanya penggunaan istilah ini sudah seharusnya diluruskan.
Menanggapi pemberitaan serambi, 16 juli mengenai Grand Desain Syariat Islam Butuh Dukungan Semua Pihak. Maka sebenarnya dibutuhkan sebuah upaya pembelajaran evaluasi, apakah program syariat islam selama ini sudah maksimal atau belum, apa sebenarnya visi yang diharapkan mampu tercapai?
Sedikit saya menyuguhkan hasil penelitian ”How Islamic are Islamic Countries” penelitian ini dilakukan oleh Scheherazade S Rehman dan Hossein Askari dari The George Washington University. Hasilnya dipublikasikan dalam Global Economy Journal (Berkeley Electronic Press, 2010). Pertanyaan dasarnya adalah seberapa jauh ajaran Islam dipahami dan memengaruhi perilaku masyarakat Muslim dalam kehidupan bernegara dan sosial?
Penelitian ini melibatkan beberapa Negara sebagai sampel termasuk Negara mesir. Indikator pun diambil dari ajaran islam melalui Alquran dan hadist. Pertama, ajaran Islam mengenai hubungan seseorang dengan Tuhan dan hubungan sesama manusia. Kedua, sistem ekonomi dan prinsip keadilan dalam politik serta kehidupan sosial. Ketiga, sistem perundang-undangan dan pemerintahan. Keempat, hak asasi manusia dan hak politik. Kelima, ajaran Islam berkaitan dengan hubungan internasional dan masyarakat non-Muslim.
Menurut hasil penelitian, New Zealand berada di urutan pertama negara yang paling islami di antara 208 negara, diikuti Luksemburg di urutan kedua, lalu Ireland, Iceland dan Negara-negara eropa lainnya. Sementara Indonesia yang mayoritas penduduknya Muslim menempati urutan ke-140. Sementara Mesir sebagai Negara islam, menduduki peringkat 153. Sungguh ironis.
Hal demikian diungkapkan Muhammad Abduh, ulama besar Mesir, setelah berkunjung ke Eropa, Beliau mengatakan ”Saya lebih melihat Islam di Eropa, tetapi kalau orang Muslim banyak saya temukan di dunia Arab,” katanya. Benar saja, budaya antri, saling tolong menolong, kejujuran, menjaga kebersihan dan nilai nilai islami lainnya banyak kita lihat di negara2-negara seperti eropa, jepang ketimbang di Indonesia atau Timur tengah yang notabene penduduknya muslim.
Belajar dari penelitian tersebut, maka sudah selayaknya kita mampu mengartikan seperti apa nilai islam itu sendiri. Bukan hanya sebatas simbolis, tapi bagaimana substansi keislaman tersebut mampu tercermin.
Pendidikan berbasis nilai islami
Sebagai otonomi khusus, Aceh memiliki peraturan khusus menegenai pelaksanaan pendidikan, di antaranya Undang-Undang Pemerintah Aceh (UUPA) Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pendidikan & Pasal 6 Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Pendidikan, maka aceh diberikan keleluasaan dalam memasukkan system pendidikan berbasis nilai islami sebagai pilar keempat dalam pendidikan. berbeda dengan system pendidikan nasional yang hanya memiliki 3 pilar pendidikan, yaitu; 1) aksestabilitas, mencakup di dalamnya perluasan kesempatan belajar dan pemerataan pendidikan; 2) peningkatan mutu dan daya saing, dan 3) peningkatan tata kelola, akuntabilitas dan citra publik. Namun, sungguh ganjil jika melihat keadaan dilapangan, seolah2 program diniyah, penambahan jam ajar agama menjadi 4 jam, tidak juga mampu mengubah perilaku dan cerminan islami oleh anak didik yang tentunya menjadi penerus bangsa. Tawuran, bahkan data Dinas Kesehatan Provinsi (Dinkesprov) Aceh pada tahun 2012 lalu, di mana Lhokseumawe menduduki peringkat pertama terbanyak pelaku seks pra-nikah di kalangan pelajar, yaitu 70 persen, menyusul Banda Aceh sebanyak 50 persen (Serambi 15/2/2013) Naudzubillah! Di sini penulis bukan berniat untuk menelanjangi, tapi inilah fakta. Apa sebenarnya yang salah? Hal ini perlu menjadi kajian dan evaluasi lebih lanjut. Dalam hasil penelitian Implementasi Sistem Pendidikan Islami di Aceh yang pernah dilakukan, berdasarkan FGD, wawancara, dan kuisioner, yang diharapkan oleh masyarakat adalah, Sistem Pendidikan Berbasis Nilai Islami seyognya menjadi pondasi dalam system pendidikan kita. Pendidikan islam yang diberikan bukan semata-mata hafalan, akan tetapi bagaimana caranya islam tercermin dari perilaku afeksi, kognisi dan psikomotorik. Bagaimana sifat jujur, disiplin, hemat, sabar, ikhlas, yang didapat dari kebiasaan baik di sekolah maupun keluarga serta lingkungan masyarakat. Bukan hanya anak didik, tapi juga lingkungan sekolah, aman, bersih, rapi  serta juga guru sebagai tenaga pendidik yang turut mencerminkan nilai islami. Mungkin di sini ada yang kita lupakan, penerapan islam hanyalah sebatas simbolis. Masih banyak kita lihat orang tua menerobos lampu merah, rasa tidak sabar pun turut diperlihatkan ketika lampu lalu lintas masih merah klakson pun bersahut sahutan, konon lagi belum seperempat detik lampu hijau menyala, bahkan hal itu pun terjadi di depan masjid termasuk ketika jam sholat. Hal ini tentu menjadi dilema bagi anak didik, ketika disekolah diajarkan taat peraturan, tapi di lapangan ia menghadapi kenyataan yang berbeda. Untuk itulah, diperlukan sinergitas semua pihak dalam pelaksanaan mengajarkan nilai-nilai islami, jangan ada mata rantai yang terputus. Sehingga dalam contoh kecil, nantinya berkurang kekhawatiran orang tua, sepeninggalnya mampukah anak menjadi imam ketika ia sudah tiada. Oleh karenanya dibutuhkan suatu system islami yang menjadi substansi dalam perilaku seluruh masyarakat aceh, yang mana hal ini mampu menjadi warisan bagi generasi penerus. Akhirnya, syariat islam tidak lagi menjadi paksaan akan tetapi menjadi kesadaran yang hidup dalam diri manusia, tidak lagi dalam aturan, no ngankang, no nari yang justru menjadi cemoohan orang belaka. Sedikit mengutip pendapat Prof Yusni jangan kita mengumbar kita adalah kota dengan syariat islam ngeri kita berbicara islami sementara keadaan masih seperti ini, tapi sebutlah dan wujudkan kotamadya ini dengan kota madani. Baik faktor orang, bangunan, system semua bersifat madani. Kota yang bersih, nyaman, pendidikan yang berkualitas, bebas korupsi, penipuan, tindakan kriminal, serta masyarakat yang bersahaja menjadi dambaan setiap orang. Sehingga nantinya Aceh mampu menjadi percontohan dan titik tolak cerminan sikap islami, seperti apa substansi islami itu, bukan hanya syariat islam yang dilambangkan dengan symbol dan hukum semata. Semoga tulisan ini bermanfaat dan mampu menjadi masukkan dalam desain syariat islam di Aceh kita tercinta ini Amin.

Siti Sarah S. I.kom (yang sekarang Sudah M.Si)
Penulis Alumnus FISIP Unsyiah (Sekarang sudah alumnus UI)

Email: alsarah17@gmail.com

noted:
Ini adalah tulisan lama yang entah kenapa bisa lupa dikirimkan ke media, sebagai opini, yah tapi tidak mengapa, ini hanya tambahan wawasan dan latihan menulis.

Saturday, August 8, 2015

Pencarian-

Pencarian... hmm maknanya dalem, pencarian punya berbagai makna dan pemahaman. Pencarian keyakinan bagi mereka yg belum yakin dengan ideologinya, pencarian tujuan hidup bagi mereka yang belum menemukan passionnya, atau pencarian jodoh bagi mereka yang belum saling dipertemukan.
Ya, pencarian yang terakhir pasti bikin Blogger senyum-senyum :) apalagi ni malem, malem minggu.
Kadang ada orang yang merasa yakin kalo pasangannya adalah jodohnya, tapi ada juga yang tidak demikian, mungkin bagi mereka menghabiskan waktu tenaga dan biaya bersama kudung mengasyikkan ketimbang punya sebuah komitmen dal suatu ikatan yang dinamakan pernikahan.
Menarik memang kalau membicarakan pernikahan, dua manusia yang saling mengikat janji suci sehidup semati, perempuan akan menjadi istri dan sang pria akan menjadi suami. Sehingga akan tiba waktunya wujud cinta mereka akan terlahir kedunia dengan tangan dan kaki mungilnya dan mereka siap dipanggil ibu dan ayah.
Memang, untuk menjadi orang tua butuh persiapan, persiapan yang matang agar jauh dari kesalahan yang kudung dialami orang tua mereka dahulu yang paling tidak biar mereka yang merasakan 'kekeliruan' tersebut. Membaca salah satu kutipan adik angkatanku, "bahwa menikah bukanlah lomba", ya memang, menikah adalah rahasiaNya, menikah bukanlah prestise, tapi menikah karena sudah memiliki kesiapan secara fisik dan mentalnya (for both).
Kesiapan juga untuk menjadi yang terbaik. Si perempuan meyakinkan pria bahwa ia akan menjadi istri dan pendamping yang terbaik. Begitupun pria yang meyakinkan perempuan yang akan menjadi istri dan ibu dari anak-anaknya bahwa ia akan menjadi suami yang bertanggung jawab, memimpin, mengayomi, juga menjadi ayah yang baik, yang bisa menjadi contoh atas keberhasilan ataupun kegagalan yang dilaluinya untuk keturunannya kelak.
Pernah juga baca entah dimana, Mencari pasangan bukan hanya sekedar mencari calon suami, tapi juga mencari ayah yang tepat untuk keturunanmu kelak. Mencari pasangan bukan hanya yang cocok denganmu, tapi pastikanlah dia akan menjadi ayah yang keren untuk anak anakmu nanti ^^.
¥cerita melow di malam minggu¥

Monday, July 13, 2015

ikut konferensi Muhammadiyah Tobacco Control Center (MTCC)


Pada 20 April 2015 lalu, aku dan k farah mewakili CTCS dalam mengikuti poster exhibition terkait penelitian Tembakau yang di adakan di Yogyakarta kerjasama dari Muhammadiya Tobacco Control Center (MTCC) dan John Hopkins Bloomberg University, serta The Union. Pada dasarnya main acara adalah pemaparan hasil penelitian para Tobacco Researcher yang terpilih dan memenangkan Grant, selain itu poster exhibition masih terkait tobacco research yang diikuti lebih kurang 100 lebih peserta, termasuk CTCS untuk memaparkan hasil penelitian yang  berjudul Understanding Online Petition as Potential Medium for Tobacco Control Advocacy dan Women and Smoking: a Case study of women’s role in household Expenditure dalam bentuk poster. Acara ini juga menjadi ajang silaturahmi dan menambah link para penggiat yang peduli dengan dapak Tobacco, dari segi kesehatan, ekonomi, social, dan hukum.
Acara berlangung selama 4 hari 3 malam di Hyatt Regency Hotel Yogyakarta, 
pada hari pertama ada beberapa presentasi, di antaranya, pemaparan alasan mengapa pentingnya Tobacco Research dilakukan, kemudian, pendekatan TI kepada petani industry dan kelompok tertentu, serta bagaimana dampaknya harga rokok yang murah menyebabkan tingginya belanja rokok bagi rakyat miskin, sementara TI menjadi industry yang terkaya baik dalam tingkat Asia, maupun Indonesia. 

 ada sekitar 100 an poster Tobaco Research (TC) yang diikutsertakan
Pada hari ke2
Acara masih berlanjut, terutama pemaparan penelitian para pemenang Grant, di antaranya adalah viabiltas (keberlangsungan) pemerintahan yang menjadi penyebab tidak dilaksanakannya ratifikasi FCTC, Menkes dan Muhammadiyah dapat mendorong ratitifikasi FCTC, dengan; pendekatan social dengan persaingan SDM, ekonomi dengan Program Asuransi Kesehatan, politik dengan agenda Post- 2015. Ada juga penelitian lainnya terkait studi analisis Iklan rokok di media Koran nasional. Kemudian masih dalam lingkup media, P irwan Julianto (kompas) menjabarkan bagaimana dilematis media dalam advokasi kesehatan baik secara politis, maupun kontroversial., mereka yang mayoritas perokok aktif malah menjadi minoritas disebabkan masyarakat Indonesia yang kurang memiliki kesadaran untuk mengutamakan kepentingan bersama. Oleh karenanya perlunya melitigasi isu-isu mengenai efek kematian, maunpun dampak lain yang dialami perokok pasif. Hal ini akan mengundang perhatian pers, masyarakat, dan para pejabat public.
Sempat Foto sama (kiri ke kanan) Pak Made (Ketua IAKMI Bali) dr. Suwarta Kosen (yg namanya sering di daftar pustaka) dan pak Irwan Julianto (health publication dari media kompas) 
nah pada malam harinya kami disuguhkan penampilan drama Rama & Sinta
pertunjukan drama dongeng rama dan shinta
Foto bersama anak2 SFA
Hari ke 3
Yang menarik dari hari ke 3 ini adalah salah satu present mengenai pendapatan daerah Toli-toli melalui iklan rokok ternyata tidak sebanding dengan pengeluaran pemerintah untuk mencover jaminan kesehatan terhadap penyakit yang disebabkan rokok, justru, pemerintah harus mengeluarkan dana hingga 2 x lebih besar (dibanding pendapatan daerah karena iklan rokok) untuk mencover penduduknya yang memiliki masalah kesehatan (penyakit yang terindikasi disebabkan oleh konsumsi rokok)
Di hari yang sama juga kami sempat bertemu dengan pak Harso bupati Kulon Progo yang melarang keras iklan rokok di daerahnya, dan sudah mulai mengadvokasi daerah-daerah lain untuk mengikuti jejaknya. ( ini bapak TOP Bangeet!, mudah-mudahan bisa diundang ke Aceh nantinya)
Foto Bersama Bupati Kulon Progo, yang melarang keras keberadaan iklan rokok di daerahnya (semoga banyak pemimpin yang nerusin idealisme Bapak ya!! Amin)
Nah,,, malamnya kita diundang makan malam bersama di sebuah restoran mewah, uwmmm namanya apa ya, kalo gak salah keraton, ah lupa! serunya naik bus rame2an, bareng anak2 Smoke Free Agents (SFA), 

MAkan malamnya seruuuu banget, dan heboh bgt! sampe2 akupun jadi terkenal karena di cengcengin hahah paraaah :,D., dan akhirnya dipaksa menyanyi di depan para TC seindonesia






Hari ke 4
Merupakan hari penutup, Mark dan Kalina memaparkan bagaiman riset tobacco yang baik, CDC tobacco Surveillance System dengan menggunakan data acuan seperti GYTS (Global Youth Tobacco Survey), GATS (Global Adult Tobacco Survey) dan TQS ( Tobacco Question for Surveys). banyak situs penyedia data yang bisa dijadikan rujukan penelitian terutama dalam hal Tobacco studies.
Dan akhirnyaaa taraaaa Foto bersamaaa
Foto Bersama Penggiat TC seIndonesia :D

Dan sayang sekali akupun harus berangkat pukul 1 siang karena pesawat jam 2, sementara acara masih berlangsung hingga pukul 2.30 sore. 

Nah...untuk lebih lanjut, bahan- bahan conference yang dipaparkan silahkan unduh di http://www.itcrn.org/conference-2015-materials/
ya mudah2an lain waktu bisa mengulang lagi perjalanan seperti ini, senang sekali memiliki banyak kenalan dari mereka yang sama-sama penggiat anti tobacco. ini menandakan bahwa kita engga sendirian untuk membela hak kita untuk menghirup udara bersih, juga demi menjaga generasi penerus kita yang engga lagi dibodoh-bodohi oleh rokok dan antek-anteknya.




Sunday, February 15, 2015

Tentang Tuhan dan Dosa...

Seandainya berdosa padaMu tidak menyebabkan karma... seandainya... Engkau tidak selalu benar... seandainya kita saling mendengar, mungkin kita akan menjadi tim. Tim dalam menghadapi hidup.. bukan karena siapa yg berbicara, bukan karena kedudukan ku lebih rendah, tapi kita adalah tim dengan posisi yg bisa berganti..
Ahhh ini tentang Tuhan dan dosa...

Sunday, February 1, 2015

Meditasi

Minggu kemarin aku pergi ikut acr woman social movement 'granita' pelatihan ghost marketing dan keseimbangan pikiran dalam meditasi. Penekanan pada the power of giving dan peningkatan sensivitas. Kali ini dipandu kang dani dan om dev. Aku pribadi baru kali ini ikut meditasi dan ternyata tidak jauh beda dengan yg telah "kita lakukan". Butuh fokus, konsentrasi ekstra, dan puja puji untukNYA. Banyak org2 baru dan semuanya welcome. Diskusi yg alot dan sharing kemampuan yg menambah ilmu pengetahuan. Di sini kita kumpul beragam etnis, agama, dan kepercayaan. Tanpa pernah sedikitpun merasa diri paling  benar dan salah, karena kita hidup berdampingan. Saling mongkoreksi pikiran negatif yg masih sering terucap, meskipun kita ngobrol dengan santai tapi bermakna. Misalnya;  "kalo kita uda tuwir sukanya visual ya" trus langsung ada yg mengoreksi "mba, yg terbayang saat mengatakan kata tuwir apa coba. Kalo saya terbayang renta, peyot, kerutan diwajah, kulit mengendur. Kalo mba juga berpikiran seperti itu, hal2 itu akan diprogram oleh otak dan membuat mba makin terus menerus terlihat tuwir" si mba nya jawab "lah kan memang usia ga bisa ditolak" "iya benar, tapi kita tetap punya pilihan. Seperti saya, saya sadar saya 40 lebih, tapi saya memilih, 40 yg dewasa, bijaksana, menarik, disenangi, memotivasi orang banyak, bukan sebaliknya." Karena kita yg akan menentukan diri kita seperti apa".
Iya sih memang benar, sering kita membacanya dibuku2 motivasi, tapi memang jarang sekali kita melihat aplikasinya dalam kehidupan sehari2. Nah guys, mulai sekarang mari kita ubah pola kita untuk berpikir yang baik2 saja, alam juga pasti akan memberi kita yang baik2. Menceritakan yg baik2, akan datang hal yang sama, begitu juga menceritakan hal2 sedih, jelek, susah akan datang hal yang sama juga kepada kita. Berilah kasih sayang dan jadilah cahaya untuk orang meskipun sekecil apa pun bentuk pemberian itu, tanpa pernah mengharapkan kembali.