Tuesday, March 5, 2013

Sistem Pendidikan Berbasis Islami sebagai Substansi Pendidikan



Pendidikan merupakan aspek penting dalam perkembangan suatu daerah. Begitupun Pendidikan bagi masyarakat Aceh merupakan aspek vital yang turut menentukan jalannya pembangunan. Ketentuan penyelenggaraan pendidikan Aceh tertuang dalam Pasal 6 Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Pendidikan; pelaksanaan pendidikan di Aceh didasarkan pada Rencana Strategis Pendidikan (selanjutnya disebut Renstra).  Resntra ini juga nantinya merujuk kepada Undang-Undang Pemerintah Aceh (UUPA) Nomor 11 Tahun 2006 tentang pendidikan.
Berbeda dengan pendidikan nasional yang memiliki 3 pilar dalam pendidikan, yaitu 1)Aksestabilitas, mencakup di dalamnya adalah perluasan kesempatan belajar dan pemerataan pendidikan; 2) Peningkatan mutu dan daya saing, 3) Peningkatan tata kelola, akuntabilitas dan citra publikmaka Aceh sebagai daerah  syariat islam yang butuh akan sistem pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai islami membuat Sistem Pendidikan Berbasis Nilai Islami (SPBNI) di daerah syariat islam ini menjadi pilar tambahan dalam penyusunan restra 2007-2012 . Hingga akhirnya SPBNI diputuskan sebagai pilar ke 4 untuk melengkapi  system pendidikan di Aceh.
Dalam Qanun pendidikan 23 tahun 2002, sistem pendidikan yang dikembangkan di Aceh ialah sistem pendidikan nasional yang bersifat Islami, yaitu  system pendidikan yang berdasarkan pada Al-Qur’an dan Hadist, nilai-nilai sosial budaya masyarakat Aceh, dan filsafat hidup bangsa Indonesia. Namun belakangan dalam Qanun No. 5 tahun 2008, menyebutkan “Pendidikan islami adalah pendidikan yang yang berbasis Al Quran dan sunnah rasul, tentu saja akan ditafsirkan dan diolah sendiri bagi yang bertanggung jawab menyusun Renstra tersebut.
Namun, permasalahan timbul ketika penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang mewajibkan indikator dalam setiap perumusannya. Berbeda dengan pilar lainnya yang memiliki indikator, maka penyusun renstra menghadapi kesulitan dalam penentuan SPBNI ini, maka disusun lah indikatornya melalui ujian tahunan yang dilakukan oleh guru dan kepala sekolah yang bersangkutan dan hasilnya dicatat dan didokumentasikan sebagai bagian dari penilaian siswa tahunan, dan Indikator lainnya adalah mewajibkan para siswa, laki-laki dan perempuan melakukan shalat Dzuhur berjamaah dan dinilai dengan absensi kehadiran bersembahyang. (Renstra NAD 2007-2011 :36) Lebih lanjut, indikator lainnya adalah Rasio musholla per sekolah, rasio guru agama dengan siswa, rasio buku pelajaran agama islam dengan buka mata pelajaran lainnya, semua yang sifatnya nyata terlihat dan bisa diukur pemerintah Aceh pada waktu itu dan sudah berjalan selama lima tahun. Hal tersebut bukan hanya mengundang olok olokan bahkan kritikan tajam yang menyatakan bahwa pemerintah tidak paham benar bagaimana konsep pendidikan yang islami.
Seperti apa sebenarnya sistem pendidikan berbasis nilai islami itu? Jika disebutkan pendidikan islami, maka akan terbayang pendidikan islam sarat dengan dayah, madrasah, dan perguruan tinggi islam seperti IAIN. Padahal, dalam konsep besarnyanya, tujuan jangka panjang penyusunan Rencana Strategis Pendidikan NAD yang termasuk SPBNI di dalamanya adalah “Terwujudnya pendidikan di Aceh yang merata untuk semua anak, berkualitas tinggi, bersifat islami, dan mampu menghasilkan lulusan yang kompetitif dalam rangka terwujudnya masyarakat Aceh yang maju, adil, aman, damai dan sejahtera berlandaskan nilai nilai ajaran Islam serta memiliki jati diri keacehan, berwawasan NKRI dan universal” (Renstra NAD 2007-2011 : 19)
Ini artinya, bukan hanya institusi seperti madrasah, dayah, dan IAIN saja yang wajib menerapkan SPBNI ini, akan tetapi segala institusi berkaitan dengan pendidikan, mulai dari tingkat PAUD, SD, hingga perguruan Tinggi di Aceh.
Dalam prosesnya, Sistem Pendidikan Berbasis Nilai Islami memiliki focus terhadap 6 hal, yaitu:
1.      Pengembangan kepribadian islami bagi guru.
2.      Pengembangan metode pengajaran berbasis nilai islami
3.      Pengembangan kurikulum nasional dengan menambahkan nilai2 islam
4.      Penyediaan buku teks yang diperkaya nilai2 islami
5.      Pengembangan nilai2 islami dalam sekolah dan lingkungan sekolah
6.      Sinergitas dan harmonisasi proses pendidikan dalam upaya menginternalisasikan nilai2 islami.
Dan lagi-lagi masalah timbul disebabkan para penyusun renstra tidak memiliki landasan kuat mengapa memasukkan 6  hal tersebut sebagai focus dalam implementasi SPBNI. Hal  ini bisa dimaklumi, karena dalam penyusunan yang harus cepat dan sangat minim melibatkan riset di dalamnya, hingga berujung pada bias dalam menentukan indikator keberhasilan pelaksanaan program SPBNI.
Dalam sebuah FGD yang dilaksanakan, setidaknya sudah menemukan sedikit titik terang, SPBNI yang tadinya sebagai salah satu pilar dalam pendidikan sudah selayaknya menjadi Payung dari system pendidikan Di Aceh. Bahkan, ketua MPU Prof Prof. Dr. Tgk H. Muslim Ibrahim MA menyarankan bahwa SPBNI adalah sebagai landasan/pondasi dari ketiga pilar lainnya. Ini artinya setiap kegiatan/proses pendidikan haruslah berlandaskan nilai-nilai islami. Jika pondasi tersebut kokoh, maka kokoh pula tiang2 lainnya. Namun persoalan berikutnya adalah indikator apa penentu keberhasilan pilar Sistem pendidikan Berbasis Nilai Islami tersebut?pertanyaan lain juga terbesit, berhasilkah Pendidikan Sistem Pendidikan Berbasis nilai islami ini?
Kenyataan dilapangan justru kontradiktif, seperti pelajar terlibat tawuran (http://m.inilah.com/read/detail/1781757/siswa-sma-di-aceh-tawuran), kenyataan pahit lainnya adalah Dinas Kesehatan yang menunjukkan 70% pelajar di Lhokseumawe terlibat pergaulan bebas dan sek bebas (http://atjehlink.com/memprihatinkan-free-sex-di-kalangan-pelajar-marak-di-lhokseumawe/) . Dimanakah kedudukan nilai islami? ini artinya pemahaman nilai islami belum menyeluruh, hanya sebatas prestasi dan symbol belaka.
Menurut Prof. Yusni Sabi, Salah satu pendekatan yang bisa dilakukan adalah memasukkan nilai islami melalui kurikulum, termasuk pembuatan buku ajar yang seharusnya berasal dari pemerintah local, agar sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat Aceh. Bukan hanya dari segi buku ajar, namun juga keberadaan sekolah yang bersih, nyaman dan rapi juga turut mencerminkan sifat islami.
                Lebih lanjut, Prof. Dr. Alyasa Abubakar, MA juga menyebutkan pentingnya indikator sebagai ukuran keberhasilan pelaksanaan program. Seperti apa indikator islami itu, suara mesjid yang keras, bukanlah mencerminkan nilai islami, justru hal-hal kecil seperti yang perlu diperhatikan. Meskipun keinginan semua pihak dalam meningkatkan keimanan, ibadah dan akhlak bagi peserta dan praktisi pendidikan, hal tersebut juga memiliki indikator. Seperti yang diungkapkan oleh Dr.Mustanir Yahya menyebutkan Indikator bukan hanya dapat dilihat secara kuantatif, namun juga ada indikator kualitatif. Menurut beliau, beberapa Metode Dalam Pendidikan Islam yaitu dari 1)Keteladanan (Model), 2)Nasehat dan 3)Adat pembiasaan.
Akhirnya, Implementasi dari semua pihak, baik pemerintah, praktisi pendidikan, juga orang tua turut menjadi contoh dan menerapkan system pendidikan berbasis nilai islami. Hal ini pula yang nantinya mampu mengubah paradigma penerapan syariat islam bukan hanya sebagai symbol belaka. Bukan malah mengundang olok olokan wajib rok, no ngangkang, hingga keberadaan  institusi yang mengamankan pelaku mesum dan razia jilbab. Inilah yang menjadi pr besar bagi kita semua, bukan hanya pemerintah sebagai pemilik otoritas, namun juga sinergitas semua pihak yang turut mengawasi hingga benar-benar adanya perubahan yang lebih baik berlandaskan pendidikan Berbasis Nilai Islami di Aceh.

Sunday, March 3, 2013

Sad day in Sunday


What a shocking news on the morning, Mr Zainuddin (ai's) has been died this morning. in spite of i;ve asked about him yesterday afternoon.... be strong ayie.....
i 've remembered, ayie hugs me and cryng :(, and i told to her, "be strong ai,, this is the best for your papa, perhaps GOD gives him a freedom from his sick, i do believe he will RIP in heaven". im with her all day long with reni. we went to neheun to tomb her father, and her mom almost fainted on the land in front of grave. might be she felt down, in addition she has no eat from last night might be.
at least.. be strong ai... we love you....

Friday, March 1, 2013

kenalan dulu kita yee

hay hayyy hari ini 1 maret 2013 , perkenalkan dulu, namaku Siti Sarah.  lahir 17 agustus 1987, (mungkin brojol karena petasan kali yaa) kalo di ijazah, namaku Siti Sarah, S.I.kom. lulusan FISIP jurusan komunikasi Unsyiah 2012. kalau teman2 seangkatan di FISIP memanggilku K A, panggilan yang sama dikeluargaku ;), tapiii kalo teman2 dekatku smp/sma memanggilku dengan nama 'kucing' entah dari manaaa lah panggilan itu. Ah sudahlah terlalu panjang untuk membahas nama panggilan :D.

okeeh lanjut ke pengalaman idup yang gk mungkin ditarok di cv, jadi kuceritakan di sini aja deeh,
 uwmm oke dimulai dari PAST kalau beberapa waktu lalu aku sempat menjadi Teaching Asistant my Lecture K ijan untuk mata kuliah komunikasi massa yahh lumayan lah mengembalikan jiwa mengajar yang sempat terpending karena sibuk skripsi :p walaupun sebelum tamat juga pernah dipercaya menjadi TA, kemarinnya sibuk buat kue klappertaart *sekalian karena hobi  dan gk pake malu narok di cafe2 ditoko juga :p kalo lebih dulu lagiii aku lebih berpengalaman ke arah bisnis, pernah punya toko buah yang kukelola sendiri walaupun saat itu cuma bertahan 3 bulan wekekekh karena anak buah -cyeee jadi bos ni ceritanya- pulang kampwung, pun lagi saat itu bulan puasa jadi sepi pembeli, pernah juga kerja di salah satu vendor selular terbesar di Indonesia, INDOSAT sebagai Costumer Service Relation walaupun saat itu aku masih itungan tamat SMA padaal syarat dan pelamar yang hadir juga tamatan S1 dan D3, tapi dengan bau kencurnya nekat apply, ketika itu yang apply sekitar 40an kalo gk salah karena testnya di 2 ruang yang berbeda, tiap ruang menampung 15-20 orang, tesnya waktu itu tes tulis, matematika, b inggris, psikotes, dan terakhir disuruh ngarang pake bahasa inggris juga wawancara inggris indonesia. alhasil yg lolos cuma 4 orang, Aku, K REna, K Ade, dan juga Novi entah kemana mereka semuaa jadi kangen :* ketika lolos kami di training jadi CS indosat yang baik itu seperti apa, Trainingnya di Medan, di kantor INDOSAT gedung Siantar kalo gak salah namanya, bener gak orang medan? HORAS!!, di sana ketemu bermacam orang, cuma gk ketemu Joshia IMB :( *yaiiiyyalaaa, dan lagii trainingnya di ruang AC dengan suhu 7 derajat Sodara2 :s kenapa gk bisa dimatikaaan? alasannya karena ACnya tersambung sama ruang server, jadi kalo kami matikan atau keciliiin aja suhunya, bisa padam koneksi server indosat semedan wikikiki jadi pingin :p.


Progressive...
saat ini aku terlibat di proyek penelitian yang bisa dikatakan proyek besar lah bersama Sedia - ICAOS, dan aku sangat beruntuuung sekali, alhamdulillah bisa bertemu dan berkenalan dengan berbagai orang hebat di sana kenalan baruku ada Bang Riza, K Pocut, K Nana, Pak Saiful, n of corse ada k ijan, mereka semua udah menyelesaikan magister di luar negriii sumuwaa ada yang dari belanda, jerman, mesir widiiih. Rencananya kita para tim peneiliti dengan tema Evaluasi Sistem Pengajaran Berbasis Nilai Islami akan melaksanakan FGD pada senin nanti (4 Maret 2013 pd pkl 9-12 siang di Hermes Pallace Hotel Banda Aceh. undangannya baruuu aja tadi kukelarkan, dengan bantuan tim juga. dan para undangan juga bukan orang sembarangan. ada rektor, guru besar, ketua MPU, Kadis pendidikan, komisi E DPR. yang nantinya kita para tim akan melanjutkan dengan wawancara mendalam. wahh butuh dukungan, doakan berhasil ya pemirsah :D

Future
uwmm kalo future apa yahh aku punya banyak mimpi siih tapi yah untuk apa diceritakan, aku ingat celetukkan teman  "jangan mimpi terlalu tinggi, kalau jatuh nanti sakit" hahaaa, kalau celetukan teman lain malah bilang gini " jangan terlalu lama jatuh, banyak mimpi besar yang menantimu" silahkan persepsi ada kepada pemirsah :D, yang bisa kulakukan saat ini adalah yang terpenting progress, bah meunan pu dipeugah gob (biar aja apa kata orang--aceh--)

dannn untuk x ini sekian dulu bacot2nya, oh ya, tujuan blog ini sendiri aku pingin meluangkan karya2 tulisan yang mulai besok akan rutin ku upload, apakah mengenai opini, resep masakan, film favorit, dan juga untuk media aku belajar bahasa Inggris, hmhmhmm jadi kalo nanti ada salah2 as gramatically, structure or preferable words, dimaklumi yahhh tapi jangan lupa diingatkan, karena aku juga masiiiih belajar :D
sekian dulu sodara2


"Perfeksionis adalah serendah2nya standar kehidupan, yang penting adalah progress"
Kata TDW, barusan nonton di TVRI :p