Monday, July 13, 2015

ikut konferensi Muhammadiyah Tobacco Control Center (MTCC)


Pada 20 April 2015 lalu, aku dan k farah mewakili CTCS dalam mengikuti poster exhibition terkait penelitian Tembakau yang di adakan di Yogyakarta kerjasama dari Muhammadiya Tobacco Control Center (MTCC) dan John Hopkins Bloomberg University, serta The Union. Pada dasarnya main acara adalah pemaparan hasil penelitian para Tobacco Researcher yang terpilih dan memenangkan Grant, selain itu poster exhibition masih terkait tobacco research yang diikuti lebih kurang 100 lebih peserta, termasuk CTCS untuk memaparkan hasil penelitian yang  berjudul Understanding Online Petition as Potential Medium for Tobacco Control Advocacy dan Women and Smoking: a Case study of women’s role in household Expenditure dalam bentuk poster. Acara ini juga menjadi ajang silaturahmi dan menambah link para penggiat yang peduli dengan dapak Tobacco, dari segi kesehatan, ekonomi, social, dan hukum.
Acara berlangung selama 4 hari 3 malam di Hyatt Regency Hotel Yogyakarta, 
pada hari pertama ada beberapa presentasi, di antaranya, pemaparan alasan mengapa pentingnya Tobacco Research dilakukan, kemudian, pendekatan TI kepada petani industry dan kelompok tertentu, serta bagaimana dampaknya harga rokok yang murah menyebabkan tingginya belanja rokok bagi rakyat miskin, sementara TI menjadi industry yang terkaya baik dalam tingkat Asia, maupun Indonesia. 

 ada sekitar 100 an poster Tobaco Research (TC) yang diikutsertakan
Pada hari ke2
Acara masih berlanjut, terutama pemaparan penelitian para pemenang Grant, di antaranya adalah viabiltas (keberlangsungan) pemerintahan yang menjadi penyebab tidak dilaksanakannya ratifikasi FCTC, Menkes dan Muhammadiyah dapat mendorong ratitifikasi FCTC, dengan; pendekatan social dengan persaingan SDM, ekonomi dengan Program Asuransi Kesehatan, politik dengan agenda Post- 2015. Ada juga penelitian lainnya terkait studi analisis Iklan rokok di media Koran nasional. Kemudian masih dalam lingkup media, P irwan Julianto (kompas) menjabarkan bagaimana dilematis media dalam advokasi kesehatan baik secara politis, maupun kontroversial., mereka yang mayoritas perokok aktif malah menjadi minoritas disebabkan masyarakat Indonesia yang kurang memiliki kesadaran untuk mengutamakan kepentingan bersama. Oleh karenanya perlunya melitigasi isu-isu mengenai efek kematian, maunpun dampak lain yang dialami perokok pasif. Hal ini akan mengundang perhatian pers, masyarakat, dan para pejabat public.
Sempat Foto sama (kiri ke kanan) Pak Made (Ketua IAKMI Bali) dr. Suwarta Kosen (yg namanya sering di daftar pustaka) dan pak Irwan Julianto (health publication dari media kompas) 
nah pada malam harinya kami disuguhkan penampilan drama Rama & Sinta
pertunjukan drama dongeng rama dan shinta
Foto bersama anak2 SFA
Hari ke 3
Yang menarik dari hari ke 3 ini adalah salah satu present mengenai pendapatan daerah Toli-toli melalui iklan rokok ternyata tidak sebanding dengan pengeluaran pemerintah untuk mencover jaminan kesehatan terhadap penyakit yang disebabkan rokok, justru, pemerintah harus mengeluarkan dana hingga 2 x lebih besar (dibanding pendapatan daerah karena iklan rokok) untuk mencover penduduknya yang memiliki masalah kesehatan (penyakit yang terindikasi disebabkan oleh konsumsi rokok)
Di hari yang sama juga kami sempat bertemu dengan pak Harso bupati Kulon Progo yang melarang keras iklan rokok di daerahnya, dan sudah mulai mengadvokasi daerah-daerah lain untuk mengikuti jejaknya. ( ini bapak TOP Bangeet!, mudah-mudahan bisa diundang ke Aceh nantinya)
Foto Bersama Bupati Kulon Progo, yang melarang keras keberadaan iklan rokok di daerahnya (semoga banyak pemimpin yang nerusin idealisme Bapak ya!! Amin)
Nah,,, malamnya kita diundang makan malam bersama di sebuah restoran mewah, uwmmm namanya apa ya, kalo gak salah keraton, ah lupa! serunya naik bus rame2an, bareng anak2 Smoke Free Agents (SFA), 

MAkan malamnya seruuuu banget, dan heboh bgt! sampe2 akupun jadi terkenal karena di cengcengin hahah paraaah :,D., dan akhirnya dipaksa menyanyi di depan para TC seindonesia






Hari ke 4
Merupakan hari penutup, Mark dan Kalina memaparkan bagaiman riset tobacco yang baik, CDC tobacco Surveillance System dengan menggunakan data acuan seperti GYTS (Global Youth Tobacco Survey), GATS (Global Adult Tobacco Survey) dan TQS ( Tobacco Question for Surveys). banyak situs penyedia data yang bisa dijadikan rujukan penelitian terutama dalam hal Tobacco studies.
Dan akhirnyaaa taraaaa Foto bersamaaa
Foto Bersama Penggiat TC seIndonesia :D

Dan sayang sekali akupun harus berangkat pukul 1 siang karena pesawat jam 2, sementara acara masih berlangsung hingga pukul 2.30 sore. 

Nah...untuk lebih lanjut, bahan- bahan conference yang dipaparkan silahkan unduh di http://www.itcrn.org/conference-2015-materials/
ya mudah2an lain waktu bisa mengulang lagi perjalanan seperti ini, senang sekali memiliki banyak kenalan dari mereka yang sama-sama penggiat anti tobacco. ini menandakan bahwa kita engga sendirian untuk membela hak kita untuk menghirup udara bersih, juga demi menjaga generasi penerus kita yang engga lagi dibodoh-bodohi oleh rokok dan antek-anteknya.